fbpx

Selamat Hari Ibu untuk Perjuangan Perempuan Tangguh

Selamat Hari Ibu untuk perjuangan perempuan tangguh yang telah berjuang tanpa henti, memberikan cinta dan pengorbanan yang tak terhingga. Di balik setiap senyuman dan pelukan hangat, terdapat kisah-kisah perjuangan dari para perempuan tangguh yang mungkin tidak pernah kita ketahui. Ibu adalah sosok pejuang perempuan tangguh yang selalu ada saat kita membutuhkan, menjadi penopang di kala kita terjatuh, dan sumber inspirasi yang tak pernah pudar.

Seperti Ibu Atun, Ibu dari tiga anak yang juga menjadi ibu bagi banyak anak lainnya. Dulu, Ibu Atun bekerja sebagai pemulung. Melihat kondisi lingkungan sekitarnya, di mana banyak yang belum bisa belajar mengaji, serta kebutuhan akan seseorang yang mampu membantu pengurusan jenazah saat ada yang meninggal, Ibu Atun mengambil inisiatif. Dengan berbekal sedikit ilmu agama yang ia pelajari di kampung halamannya dan tekad yang kuat, ia mengumpulkan para ibu di lingkungannya untuk membentuk kelompok pengajian.

Seiring waktu, inisiatif tersebut berkembang menjadi sebuah Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang diberi nama TPQ Khairunnisa. Saat ini, sudah ada 80 anak yang belajar ilmu agama bersama Ibu Atun. Tanpa bayaran sepeser pun, Ibu Atun bersama tujuh temannya mengajar dengan lapang dada. Nama “Khairunnisa” dipilih dengan harapan banyak perempuan baik yang datang ke tempat ini.

Awalnya, anak-anak yang belajar di TPQ Khairunnisa adalah mereka yang orang tuanya berprofesi sebagai pemulung. Kini, semakin banyak anak dari keluarga buruh cuci, pekerja pabrik, dan profesi sederhana lainnya yang turut belajar di sana.

“Walaupun bapak ibu mereka pemulung, saya selalu berpesan kepada anak-anak agar jangan mengikuti jejak orang tua mereka. Pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Ibu Atun.

Lima dari tujuh pengajar saat ini adalah regenerasi TPQ, mereka melanjutkan kuliah sambil mengajar. Dari awalnya hanya beralaskan kardus dan berpagar seng, kini TPQ Khairunnisa sudah menjadi tempat belajar yang lebih layak, meski masih semi permanen karena berdiri di atas tanah milik orang lain.

Ibu Atun memiliki cara unik dalam mengajar. Ia percaya bahwa tidak ada anak yang sulit diatur. “Asalkan kita tahu cara berkomunikasi yang baik, semua anak bisa diarahkan,” katanya. Jika ada anak yang berbuat kesalahan, Ibu Atun memilih untuk berbicara empat mata secara lembut, bukan menegur di depan teman-temannya.

Sebagai pesan untuk generasi muda, Ibu Atun berkata, “Jangan pelit ilmu. Banyak di luar sana yang ingin belajar, tetapi memiliki keterbatasan ekonomi. Jadilah lilin yang menerangi jalan mereka.” 

Terima kasih, Ibu Atun, atas perjuangan, ketulusan, dan cinta yang diberikan tanpa batas. Bu Atun adalah inspirasi bagi kami semua, sosok ibu sejati yang tidak hanya menghidupkan harapan tetapi juga menjadi teladan kebaikan. Semoga kisah ini mampu menggerakkan hati banyak orang untuk terus berbagi ilmu dan kebaikan. Selamat Hari Ibu, Ibu Atun! Dunia ini menjadi tempat yang lebih baik berkat kehadiran sosok seperti Anda.

Masih banyak perjuangan perempuan tangguh diluar sana yang harus kita hormati dan teladani, dalam menjalani hidup.

Penutup ini menambahkan apresiasi secara emosional untuk memperkuat pesan inspiratif dari cerita Ibu Atun. Apakah Anda ingin ada tambahan lain? 😊