Masalah Gizi Rentan Dialami Anak Indonesia

sinergipuspita.com – Masalah gizi rentan dialami anak Indonesia, dimana kasus yang ada memiliki masalah yang beragam. Seperti Stunting (bertubuh pendek), Wasting (penurunan berat badan), Underweight (berat badan kurang), dan Overweight (berat badan berlebih).

 

Anak Indonesia adalah harapan generasi bangsa. Jika gizi anak bangsa bermasalah, bagaimana dengan tumbuh kembang mereka?

 

Sahabat Puspita, salah satu upaya untuk mengurangi masalah gizi anak adalah dengan memperhatikan dan menjaga asupan gizi anak dengan baik. Makanan sehat dengan gizi seimbang dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal.

 

Terlalu banyak menkonsumsi cemilan yang tidak sehat dan bergizi, akan memberikan dampak yang kurang baik ke depan nya. Banyak jajanan anak sekarang yang mengandung bahan pengawet, zat pewarna, penyedap rasa, dan sebagainya.

 

Anak-anak usia pertumbuhan antara 6 sampai 12 tahun perlu mengonsumsi berbagai makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.

 

Masalah gizi rentan dialami anak Indonesia, yaitu :
  • Stunting (Bertumbuh Pendek)

Stunting ialah kondisi di mana seorang anak mengalami kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh malnutrisi kronis dan penyakit berulang selama masa kanak-kanak. Hal ini dapat membatasi kapasitas fisik dan kognitif anak secara permanen dan menyebabkan kerusakan yang lama.

 

Anak dikatakan mengalami stunting jika perbandingan tinggi badan dan usianya (TB/U) berada di angka -3 sampai -2 standar deviasi (SD). Rata-rata tinggi anak Indonesia pun lebih pendek daripada standar WHO. Mayoritas anak laki-laki lebih pendek 12,5 cm. Sementara itu, rata-rata anak perempuan lebih pendek 9,8 cm.

 

Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2022 angka stunting mengalami penurunan sebesar 2,8% dibandingkan dengan 2021. Namun bukan berarti anak Indonesia sudah terlepas dari masalah gizi stunting, Sahabat Puspita masih perlu waspada.

 

  • Wasting (Penurunan Berat Badan)

Memiliki tubuh kurus (wasting), atau kekurangan gizi akut, merupakan akibat dari penurunan berat badan yang cepat atau kegagalan untuk menambah berat badan. Seorang anak yang tergolong kurus atau kegemukan memiliki risiko kematian yang tinggi.

 

Anak-anak dikatakan mengalami wasting apabila perbandingan berat badan dan tinggi badannya (BB/TB) berada di bawah -3 sampai -2 standar deviasi (SD). Kurusnya tubuh anak (wasting) umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan zat gizi. Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2022 angka wasting naik 0.6% dari 7,1% pada 2021 menjadi 7,7% pada 2022.

 

  • Underweight (Berat Badan Kurang)

Underweight adalah kegagalan anak untuk mencapai berat badan ideal, yang bisa mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dalam jangka waktu tertentu. Gangguan ini bisa disebabkan karena bayi kekurangan energi dan zat-zat gizi yang dibutuhkan sesuai usianya.

 

Anak usia 0-60 bulan dikatakan memiliki berat badan kurang ketika pengukuran indikator BB/U berada di antara angka di bawah -2 sampai -3 standar deviasi (SD).

Sedangkan anak usia 5-18 tahun, termasuk dalam kategori underweight jika indikator IMT/U berada di persentil <5.

 

Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2022 angka underweight naik 0,1% dari 17,0% pada 2021 menjadi 17,1% pada 2022.

 

  • Overweight (Berat Badan Berlebih)

Overweight atau kelebihan berat badan adalah kondisi ketika bobot tubuh anak terlampau besar, akibat adanya penumpukan lemak pada tubuh.

 

Pengukuran kelebihan berat badan pada anak berusia 0-60 bulan biasanya memakai grafik WHO 2006 (cut off z score) dengan indikator BB/TB. Berdasarkan pengukuran ini, anak usia 0-60 bulan masuk ke dalam golongan overweight, ketika hasilnya menunjukkan angka >2 – 3 SD.

 

Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2022 angka overweight terjadi penurunan 0,3% dari 3,8% tahun 2021 menjadi 3,5% pada 2022.

 

Nah sekarang Sahabat Puspita sudah tahukan bagaimana kondisi gizi anak Indonesia saat ini?! Mari kita jaga dan kita sayangi bersama anak Indonesia, generasi harapan bangsa.

 

Sumber:

  • Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022
  • https://www.unicef.org/indonesia/id/gizi