sinergipuspita.com – Indonesia merupakan rumah bagi lebih dari 30.000 pesantren yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Pesantren tidak hanya menjadi lembaga pendidikan agama, tetapi juga tempat pembinaan para santri yang berperan penting dalam pembangunan bangsa (santri merupakan pilar generasi islam dan nasionalisme). Hari Santri Nasional, diperingati pada 22 Oktober, adalah momentum penghargaan atas kontribusi santri sebagai pelopor dan pemimpin, sejak masa perjuangan kemerdekaan hingga kini.
Resolusi Jihad: Simbol Keteguhan Santri dalam Sejarah
Sejak masa penjajahan, santri telah menunjukkan keberanian yang luar biasa. Salah satu tonggak sejarah penting adalah Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945. Resolusi ini menyerukan kepada seluruh santri dan rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman kembalinya kolonialisme Belanda. Dalam seruan tersebut, KH. Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa mempertahankan tanah air merupakan kewajiban agama, atau jihad.
Tokoh Santri yang Menginspirasi Indonesia
- KH. Hasyim Asy’ari: Pendiri Nahdlatul Ulama dan Pejuang Kemerdekaan. Hasyim Asy’ari adalah tokoh utama dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Resolusi Jihad yang beliau keluarkan menjadi panggilan moral bagi para santri dan masyarakat untuk berjuang melawan penjajah, memperlihatkan bahwa santri memiliki tanggung jawab besar bagi bangsa.
- KH. Ahmad Dahlan: Pelopor Pendidikan Islam melalui Muhammadiyah. Sebagai pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan berfokus pada modernisasi pendidikan Islam. Didirikan pada 1912, Muhammadiyah kini aktif dalam bidang pendidikan dan sosial, dengan sekolah dan universitas yang mengintegrasikan ajaran Islam dengan ilmu pengetahuan. Kiprah KH. Ahmad Dahlan dalam pendidikan membuktikan bahwa santri bisa memimpin perubahan besar di masyarakat.
- KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH. Hasyim Muzadi: Pejuang Toleransi dan Keadilan Sosial. Abdurrahman Wahid, atau Gus Dur, memperjuangkan nilai kemanusiaan, toleransi, dan keadilan sosial. Sebagai Presiden Indonesia ke-4, pandangan inklusifnya diakui luas. Bersama KH. Hasyim Muzadi, yang memperjuangkan keharmonisan sosial, keduanya mengajarkan peran santri bukan hanya menjaga hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi juga berjuang untuk kedamaian sosial.
Program Sinergi Puspita dalam Pemberdayaan Santri
Sinergi Puspita berkomitmen mendukung kesejahteraan santri dan pengembangan pesantren di Indonesia. Berikut beberapa program unggulan kami:
- Sedekah Makan Santri – Sinergi Puspita menyediakan menu buka puasa yang bergizi bagi para santri yang mayoritas menghafal Al-Qur’an, menjaga kesehatan dan konsentrasi mereka dalam belajar.
- Nganter Qur’an – Melalui Campaign ini, Sinergi Puspita menyediakan Al-Qur’an bagi pesantren yang kekurangan sarana belajar, memudahkan santri dalam mengakses ilmu agama.
- Beras untuk Yatim – Dalam upaya mencukupi kebutuhan pangan, program ini menyalurkan beras ke pesantren-pesantren yang kesulitan dana, terutama yang menampung anak-anak yatim.
- Air Sudekat – Program ini menyediakan akses air bersih untuk masjid-masjid dengan keterbatasan keuangan. Sinergi Puspita melakukan pengeboran sumur di masjid-masjid untuk keperluan pipanisasi, MCK, dan tempat wudhu. Saat ini, program ini telah tersebar di berbagai kota di Indonesia dengan lebih dari 30 sumur yang dibangun.
Santri bukan hanya pemimpin agama, tetapi juga perubahan bangsa yang berperan besar dalam membangun karakter bangsa (santri merupakan pilar generasi islam dan nasionalisme). Mari bersama Sinergi Puspita berkomitmen dalam pemberdayaan santri, demi melahirkan generasi yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap memimpin Indonesia ke masa depan.